Hai semua!!!! Perkenalkan, saya Moch. Vandi Arifin, S,Pd. Alumni Universitas Negeri Malang, Program Pendidikan S1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah.
Singkat cerita, setelah saya menyelesaikan masa belajar selama tiga tahun di tingkat SMA, yang ada dipikiran dan hati saya adalah melanjutkan kuliah, walau sebenarnya banyak pertanyaan macam angin sepoi yang hanya terdengar samar di telinga seperti:
“Vandi, kerja di mana”
Klik Gambar Di Bawah Jika Tertarik Masuk Grup Whatsapp untuk info konsultasi jurusan, info TO online, live jurusan, dsb.
“Vandi, mau menikah kapan?”
Sungguh pertanyaan yang kurang sesuai jika dilontarkan ke diri saya saat itu.
Tentang Bahasa Indonesia, entah mengapa saat itu aku memilih jurusan ini. Aku ingat benar bahwa jurusan utamaku jika nanti ingin melanjutkan kuliah adalah Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Alasanya akan hal itu sangatlah simpel, yaitu karena aku terinsipasi oleh kakak kandungku yang mengambil jurusan PGSD selama kuliahnya, walau sebernarnya hanya sampai semester enam dan berhenti kuliah karena ingin melanjutkan berwirausaha.
***
Jam alarm berbunyi, indra penglihatan ini mulai terbuka perlahan, sejenak terdengar suara pasukan ibu rumah tangga yang sedang sibuk melakukan proses tawar menawar bersama bapak tukang sayur keliling, pula terdengar lalu lalalng suara kendaraan bermesin. Ku buka tirai tipis jendela yang semalam tertutup. Bayu pagi pun menyentuh kulit ini dengan lembut dan dingin. Cahaya sang surya pun belum terlihat, karena waktu masih menunjukan pukul 05.00 pagi. Aku bergegas mengambil wudlu untuk awal kegiatanku berkomunikasi dengan Allah di pagi hari dan ku teruskan dengan mandi pagi, karena hari ini adalah hari pertama kuliah.
***
Masih ingat di pikiran ini, lima tahun yang lalu. Aku duduk di bangku paling belakang. Aku pun tak mengenal satu pun sosok teman baru yang ada di sekitarku. Mereka sama sepertiku, mahasiswa baru Program Pendidikan S1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah yang merantau dari berbagai wilaya di Indonesia dan ingin mencari ilmu di kota orang, serta mendapat gelar sesuai cita-cita kami semua. Bukan sekedar bersenang-senang, tetapi mengingat tujuan utama di sini dan mengingat pula nasihat orang tua di rumah.
Bu Ida Lestari, dosen senior yang sudah berpengalaman belajar bersama mahasiswa dari masa ke masa. Bliau mengampu Mata Kuliah Sejarah Sastra Indonesia. Kemudian Bliau bertanya kepada masing-masing dari kami semua.
“Apa alasan anda mengambil jurusan bahasa Indonesia?”
“Apa saja novel yang sudah kalian baca?”
Sungguh pertanyaan yang membingungkan. Aku pun juga masih meraba jawaban apa yang akan aku berikan.
“Saya mengambil program pendidikan bahasa, sastra Indonesia, dan Daerah karena
pilihan hati.” (sambil merasa nervous dalam hati)
Jawaban macam apa itu, baru masuk saja aku sudah melakukan kebohongan, karena pilihan utama ketika aku mendaftar di perguruan tinggi negeri ini adalah jurusan PGSD. Nilai hasil seleksiku pun hanya mampu mengantarkanku masuk program pendidikan bahasa, sastra Indonesia, dan Daerah.
“Novel yang pernah saya baca adalah Laskar Pelangi dan Ayat-Ayat Cinta.” Kebohongan macam apalagi ini, sudah dua kali aku mengarang cerita atas pertanyaan dosenku di hari pertama kuliah. Aku sama sekali belum pernah membaca kedua novel tersebut, yang ada aku hanya hobi membaca, tetapi bukan membaca novel, melainkan membaca berita yang ada di internet.
Dari Mata Kuliah Sejarah Sastra Indonesia, seiring berjalannya waktu, aku mulai menyukai karya sastra, dari hobiku yang hanya membaca berita dari internet, kini aku mengembangkan hobi membacaku terhadap berbagai macam karya sastra dari satu angkatan ke angkatan lain, sehingga dengan hal tersebut, maka bisa membuatkan menambah wawasan tentang karya sastra. Misalnya aku sudah membaca novel angkatan 20’an yang berjudul Salah Asuhan dari Abdul Muis, ada juga angkatan 30’an berjudul Layar Terkembang dari Sultan Takdir Alisjahbana hingga novel taun 2000’an seperti Di Atas Sajadah Cinta, Ketika Cinta Bertasbih, Dalam Mihrab Cinta, Negeri 5 Menara, dan masih banyak lainnya. Aku pun semakin suka membaca berbagai novel karena banyak nilai-nilai/ amanat yang dapat diambil. Rasa syukur pun tak hentinya kuucapkan karena di akhir semester, aku mendapat nilai A dari
Mata Kuliah Sejarah Sastra Indonesia, karena hasil tidak akan pernah membohongi proses.
Waktu terus berjalan, tanpa terasa saat itu aku sudah berada di semester 6. Semester yang membuat otak dan tenaga terkuras habis karena tugas dan materi yang begitu berat. Hampir rasanya ingin menyudahi ini semua. Ya, Mata Kuliah Penelitian pengajaran Bahasa dan Sastra yang ku rasa begitu berat. Selain harus memahami dasar-dasar penilitian, tugas akhir yang harus dikumpulkan pada mata kuliah ini ialah berupa penelitian mini.
Di akhir masa semester 6, aku pun mengumpulakan penelitian mini yang berjudul Korelasi Kegiatan Membaca terhadap Hasil Kualitas Puisi Siswa kelas VIII SMP. Aku pun mengangkat hobiku membaca dan menghubungkannya dengan salah satu karya sastra, yaitu puisi. Karena perjuangan yang begitu berat demi mendapat nilai terbaik, akhirnya pun benar saja. Aku mendapat nilai A atas perjuanganku ini.
Di masa-masa akhir perkuliahan, aku sadar mengapa Allah memberiku cerita hidup seperti ini. Karena Allah tahu, di mana aku harus berjalan, di mana pula aku harus menikmati cerita dariNya. Tanpa sengaja aku memilih Pendidikan Bahasa Indonesia di formulir pendaftaranku, Allah pun memberikanku jurusan ini di perguruan tinggi negeri ternama di Malang, yaitu Universitas Negeri Malang. Setelah ku buka nilai rapor dari kelas 1 SD hinggan 3 SMA, benar saja, nilai mata pelajaran bahasa Indonesiaku pun selalu tertinggi di antara mata pelajaran yang lain, bahkan UN SMA pun nyaris mendapat nilai 100.
Jangan pernah merasa lelah dengan cerita yang diberikanNya, percaya atau tidak, Tuhan itu maha Adil, memberi nikmat kepada umatNya tanpa terkecuali dan tanpa disangka. Apalah artinya doa tanpa ada usaha. Selagi bisa melakukannya, cobalah untuk berpikir, berdoa, dan berusahalah agar apa yang kamu inginkan, termasuk cita-citamu bisa terpenuhi olehNya. Kini aku pun sudah menjadi guru di salah satu SMK Negeri di kota kelahiranku, Blitar. Cita-cita sedari kecil kini sudah menjadi nyata. Tidak ada sesuatu yang terjadi tanpa ada campur tangan dariNya. Semoga cerita ini menginspirasi kalian semua.
Tentang Penulis : Moch. Vandi Arifin, S.Pd
Alumni Universitas Negeri Malang Program Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah. Guru Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa di SMKN 2 Blitar.
Kode Konten: X281
dijurusan kakak itu banyak nulis tangan nya gk?
Semoga saya bisa seperti kakak,
Baru mau tanya kak, di jurusan ini berat nggak sih materinya, apakah banyak menghafalnya? Oiya dan untuk bahasa daerahnya itu hanya tambahan atau juga ikut jurusan utama ya?
Apa harus suka membaca ya biar cocok di jurusn kakak? Karena jujur aku aja ga terlalu banyak membaca kak, dulu suka si tp sekarang udah jarang banget