Haii, para Intipers.. Kita kenalan dulu ya saya Tri Novianto alumni dari Universitas MH. Thamrin jurusan Analis Kesehatan yang lulus tahun 2017 lalu. Plus dengan basic lulusan SMK analis kesehatan sebelumnya. Perkenalan dengan saya sudah, sekarang kita kenalan sama jurusan kesehatan yang tempat ‘basecamp’nya adalah Laboratorium ini. Happy reading..
Sering kali jurusan ini banyak diketahui masyarakat luas hanya sebagai tenaga medis yang duduk di balik meja. Kami memang bukan tim medis inti seperti dokter, perawat/bidan yang berhubungan langsung dengan nyawa manusia. Ada banyak asumsi masyarakat jika mendengar profesi yang satu ini. Ada yang paham, ada yang nggak paham atau bahkan pura-pura paham dengan menjawab sekenanya “Oh yang kerjanya di kantor itu ya..” Nah loh, itu sih Analisis Managemen/Keuangan ya. Nama boleh mirip tapi tanggung jawabnya beda 🙂
Bukan itu ya. Analis kesehatan itu yang tugasnya duduk manis di Laboratoriun dengan segudang alat dan bahan alias sampel. Kami ini yang suka kalian lihat wara-wiri ngambil sampel darah. Pernah lihat, kan? Nah tapi bukan hanya darah, sampel yang diperiksa juga bisa urine/feses, dahak, cairan, bakteri, bahan kimia/zat tertentu, dan lainnya. Meskipun kita tidak berhubungan langsung dengan sebuah nyawa, tapi hal yang kita lakukan menentukan tindakan medis yang harus diambil oleh tim medis lain. Bahkan pemeriksaan laboratorium terkadang menjadi kunci dasar pasien memiliki penyakit tertentu, misalnya Kanker.
Klik Gambar Di Bawah Jika Tertarik Masuk Grup Whatsapp untuk info konsultasi jurusan, info TO online, live jurusan, dsb.
Â
Pendidikan Analis kesehatan yang pernah saya ambil adalah D3 dan itu masa pendidikan 3 tahun. Di Univ. Thamrin terbagi jadi beberapa kelas yang bisa kalian ambil, kelas Reguler dibagi jadi 2 pagi dan sore dengan waktu kuliah yang weekdays, sementara kelas Karyawan itu di weekend dengan jam yang full day. Jadi buat yang mau ‘disambi’ kerja, silahkan aja. Karena saya pun sebelum kuliah sudah lebih dulu memiliki pekerjaan.
Gimana kuliahnya, susah nggak? Pertanyaan itu pasti terlintas saat kita mau memilih suatu jurusan. Jawabannya, semua jurusan pasti ada susahnya dan ada gampangnya. Kalian akan hadapi 120 SKS dengan 56 mata kuliah (D3). Berawal dari semester 1 dengan mata kuliah umum seperti Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Agama, PKn. Dimulai dengan mata kuliah eksak ‘keanalis-an’ dari Anfis (anatomi fisiologi) ini sih wajib buat semua tenaga kesehatan, Kimia Dasar, Kimia Analitik. Lanjut ke semester berikutnya semakin mempelajari hal-hal ‘kecil tak kasat mata’ tapi dengan materi yang lebih kompleks: Mikrobiologi, Parasitologi, Virologi, Bakteriologi, Hematologi, Histologi dan masih banyak ‘-logi’ lainnya. Ya, karena kita berhubungan dengan tubuh ke’manusia’an maka keseluruhan ilmunya nyaris berakhiran ‘logi’.
Mata kuliah yang menurut saya mudah itu ada di Hematologi dan kimia klinik. Kenapa? Alasannya agak subjektif sih memang 🙂 Karena saya sudah lebih dulu bekerja dan terbiasa dengan hematologi klinik dan bertemu dengan banyak pasien. Mata kuliah Hematologi ini kalian akan belajar tentang sampel darah yang kalian ambil dari pasien, misalnya untuk pemeriksaan pasien pra rawat inap sejenis DBD atau thypoid, dll. Dan Bakteriologi pun jadi matakuliah yang nggak kalah seru karena bakalan berkutat sama yang namanya bakteri. Si makhluk hidup ‘cilik’ tak kasat mata yang kita nggak akan tahu jenis bakteri apa sebenarnya di sana. Serunya melihat mereka di balik lensa mikroskop untuk kemudian kita harus bisa tebak jenis bakteri apa itu. Untuk mata kuliah yang agak rumit, ada pada statistika. Yah, you know what I mean.. Berhitung adalah hal paling kompleks di muka bumi ini. Sisanya? Tinggal bagaimana kalian menilai dan menjalani setiap mata kuliah. Karena masing-masing mata kuliah dan dosennya memiliki kesan berbeda. Tapi memang mayoritas semua mata kuliah mengandalkan hafalan. Hitungannya hanya sekian persen. Karena semua pemeriksaan memiliki ambang batas normal. Jangan panik dulu buat yang susah menghafal, kuncinya harus sering baca dan praktek. Karena kalau hanya sekedar dihafal, akan mudah lupa. Tapi kalau dibarengi dengan rutin membaca dan praktikum langsung, akan lebih mudah. So, jangan cemas dulu!
Saat praktikum di Lab kampus, yang jadi keseruan lain adalah karena teman dan diri sendiri akan jadi bahan percobaan. Tindakan paling mendasar adalah Mengambil Sampel Darah. Yang kebanyakan orang sudah jerit ketakutan saat jarum mendekat. Kemahiran setiap Analis diuji disana karena you should be know mencari aliran vena itu susah-susah-gampang terlebih lagi bertemu dengan orang yang agak gemuk atau kurus tapi berlemak, eh sama aja ya. Karena tidak ada satu pasien pun yang menginginkan tangannya ditusuk dua kali. Jadi, kemahiran Analis memang terletak pada caranya yang bisa dengan mudah ‘melihat’ vena yang orang lain belum tentu terlihat. Terlebih harus mengambil sampel anak kecil atau bayi. Kadang hal ini dijadikan patokan beberapa atasan untuk menilai kemampuan seorang Analis.
Di setiap mata kuliah akan ada praktikumnya masing-masing. Tidak selalu sama interval waktunya, seiring berjalannya teori maka praktikum juga dilaksanakan seusainya. Ya karena memang jurusan ini kan akan mengarahkan kita buat sering-sering di ruangan tercinta ‘Laboratorium’. Kemampuan skill dalam praktikum juga patut dipikirkan selain kalian harus matang dari segi teori hafalan. Karena pada dasarnya semua jurusan yang berbau kesehatan, harus memiliki skill yang mumpuni. Dan skill ini dilatih dengan cara praktikum menggunakan alat dan bahan yang semuanya serba manual. Jika harus menghitung ya hitunglah satu-persatu dengan alat seperti mikroskop, pipet ukur dan bilik ukur jika untuk menghitung sel darah. Butuh kejelian dan ketelitian melakukannya. Tapi itu bisa jadi hal yang seru lho..
Karena pekerjaan nya yang selalu berkutat terhadap kuman, bakteri/virus, menjadikan profesi ini rentan terhadap penyakit. Selain hal-hal sulit saat kuliah, keahlian kalian untuk menganalisa sampel itu menjadi kebanggaan tersendiri. Kalian belajar tentang berbagai macam penyakit tapi melalui bagian terkecilnya. Kalian juga bisa tau jenis makhluk apa yang menyebabkan penyakit pada seseorang.
Untuk Analis kesehatan di Univ. MH Thamrin, Praktek Lapangan/PKL di Rumah sakit ini baru akan dilakukan di tingkat akhir. Dengan waktu yang cukup lama, sekian bulan. Disanalah setiap para analis ditantang berhadapan langsung dengan pasien, menguji sampelnya, dianalisa sampai menemukan hasilnya. Nah ada perbedaan menarik disini, jika saat di Kampus kalian akan menggunakan alat-alat manual untuk melakukan analisa sampel, tapi saat bekerja di Rumahsakit, alat yang digunakan serba otomatis. Dan hasilnya lebih cepat selesai.
Tidak hanya itu, namanya mahasiswa tidak lepas juga dari yang judulnya ‘laporan’. Siap membagi waktu antara dinas dan membuat laporan lapangan. Belum lagi, di tingkat akhir ini kalian juga harus mempersiapkan KTI. Karya Tulis Tingkat Akhir ini sudah mulai di siapkan saat memasuki akhir semester 5. Terutama untuk judul yang akan diambil. Biasanya, judul diambil saat kalian praktek dinas di RS. Karena dengan begitu lebih mudah untuk pengambilan data. Saat pengerjaan Tugas Akhir ini kalian akan diwajibkan mengambil satu judul kasus dan dilakukan pemeriksaan terhadap sejumlah pasien yang pada akhirnya dihitung menggunakan statistika. Saat ini Analis Kesehatan dibagi menjadi dua jobdesk, yaitu: Ahli Tenaga Laboratorium Medik yang memegang bagian medis dan kesehatan, sementara Analis Kimia bertugas memeriksa sampel zat kimiawi entah makanan ataupun produk. Jadi awalnya gelar untuk profesi ini adalah Amd. AK kini berubah menjadi Amd. ATLM. Dan kejutan baru bagi lulusan 2018 ke depannya akan diadakan Ujian Kompetensi. UKOM ini lah yang akan menjadi penentu kalian layak/tidaknya menjadi Ahli Laboratorium Medik/Analis Kesehatan.
Setelah lulus nanti, selain bekerja di Rumah sakit/puskesmas/instansi tingkat pertama, kebutuhan profesi ini juga banyak diminta para perusahaan besar. Atau bekerja pada Instansi Pemerintah seperti Laboratorium Kemenkes atau BPOM. Karena Analis kesehatan tidak melulu soal darah dan manusia. Pembelajaran analisa kimia dan biologi menjadikan setiap Analis yang lulus memiliki basic menganalisa sampel kimiawi juga. Jangan takut untuk mengambil jurusan ini karena dunia kesehatan itu akan tetap lekang dan dibutuhkan sampai kapanpun. Setiap profesi di bidang kesehatan memiliki tugas dan perannya masing-masing. Lets try it! Terimakasih.
Tentang Penulis:Â Tri Novianto
Penggemar warna biru ini merupakan Alumni DIII Analis Kesehatan di Universitas MH. Thamrin Jakarta, saat ini masih bekerja di klinik umum. On instagram @trinil.novianto. Any question, leave the question in below.
Kode Konten: X319
?daabest.
Kak kalo di univ thamrin jurusan analis kesehatan program kelas karyawan ,minimal kerja harus berapa tahun ?
Assalamualaikum kk aku mau lanjut D4 analis ,aku d pljrn kimia dan matematika agak kurang gimana solusinya kak?trus kasih tau tips ny dong buat maba jurusan analisny kak,terimasih sebelumnya
Selamat pagi kak, Maaf kak sebelumnya saya ingin tanya kalo kuliah untuk kelas karyawan di thamrin apakah pembelajaran nya mengulang dari awal?
kak saya smA jurusan ips bisakah masuk?
Halo trai.. D4 analis ada gak di thamrin??
Ka untuk analis kes. D4 ada kelas karyawannya ga ka skrng?
Kak akreditasnya apa untuk analisis kesehatan